JATIMPOS.CO/SURABAYA- Ratusan pelajar dan guru berkumpul di Museum Negeri Mpu Tantular Buduran Sidoarjo pada Selasa pagi (25/11/2025). Mereka belajar bersama “Mengenal Manik-Manik Nusantara Warisan Dalam Sejarah Dan Budaya”. Sebagian dari mereka mengikuti melalui live streaming Youtube Museum MPU Tantular.

Sebagai narasumber diantaranya adalah : Irsyad Martias SS., MA., PhD (Dosen Antropologi Universitas Brawijaya) dan Nur Wakit (Praktisi dan Pelestari Manik-Manik).

“Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah semua peserta mendapatkan tidak hanya pengetahuan, tetapi juga pengalaman langsung yang mendalam. Hal ini akan menjadi langkah penting dalam menjaga dan melestarikan manik-manik sebagai bagian kekayaan warisan budaya dan memperkuat peran museum sebagai pusat edukasi budaya,” ujar Kepala UPT Museum Mpu Tantular, Sadari, S. Sn dalam laporannya.

Selain itu untuk menambah pemahaman mendalam kepada peserta mengenai sejarah, fungsi dan nilai simbolik manik-manik dalam budaya nusantara, meningkatkan minat dan apresiasi generasi muda terhadpa warisan budaya, memperkuat fungsi museum sebagai lembaga pendidikan non formal yang adaptif dan inklusif.

“Juga menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenagkan melalui kegiatan pembelajaran secara langsung,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jatim Evy Afianasari dalam pesan tertulsnya mengemukakan, manik-manik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu.

Temuan arkeologis menunjukkan bahwa manik-manik tidak hanya digunakan sebagai hiasaan, tetapi juga sebagai penanda status sosial sarana pertukaran ekonomi, symbol spiritual serta media interaksi antar budaya.

Variasi bentuk, bahan, warna dan teknik pembuatannya dapat memberikan gambaran mengenai kontak budaya , perkembangan teknologi local serta nilai-nilai estetika masyarakat pada masa itu. Perlu kita ketahui bahwa Museum MPU Tantular menyimpan dan memamerkan benda koleksi manik-manik.

“Melalui kegiatan belajar bersama di Museum ini, kita tidak hanya mengenalkan peserta pada objek museum, tetapi juga membangun pemahaman bahwa setiap artefak memiliki cerita yang perlu digali, dipelajari dan dilestarikan,” ungkapnya.

Museum sebagai lembaga pelestarian budaya memiliki tugas strategis untuk memastikan bahwa warisan tersebut dapat dinikmati dan dipahami oleh generasi masa kini dan masa mendatang.

Museum juga memiliki tugas pelestarian warisan budaya bangsa yang dikunci dengan kata pelindungan, pengembangan , pemanfaatan dan pembinaan. Konsep perlindungan yang dilakukan museum yakni konservasi prevetif, pencegahan dan kuratif, penanganan ketika benda koleksi perlu ditangani lebih lanjut/restorasi.

“Pengembangan menjadi salah satu upaya museum dalam pengembangan melalui kajian, seminar dan juga belajar bersama di museum seperti yang kita lakukan pada pagi hari ini. Jadi hadirin sekalian nanti akan dikenalkan oleh 2 narasumber yang akan mengenalkan manik-manik dari unsur sejarah, perkembangan serta bagaimana prosesnya dan teknologinya,” pungkasnya.(ham)