JATIMPOS.CO/MOJOKERTO - Upaya berkelanjutan Pemerintah Kota Mojokerto dalam menurunkan angka stunting kembali mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat. Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan Kota Mojokerto sebagai salah satu penerima Dana Insentif Fiskal (DIF) tahun 2025 senilai Rp 6 miliar.
Penghargaan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 330 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 10 November 2025. Dana tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Kota Mojokerto dalam memperkuat program penanganan dan pencegahan stunting secara efektif dan berkelanjutan.
Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut. Ia menegaskan, hasil ini merupakan buah kerja sama lintas sektor yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari perangkat daerah, tenaga kesehatan, kader PKK, hingga mitra pembangunan.
“Alhamdulillah, capaian ini hasil kerja keras dan kolaborasi seluruh pihak. Kami tidak hanya berfokus pada penanganan stunting, tetapi juga pencegahan melalui edukasi dan intervensi yang menyentuh langsung masyarakat,” ujar wali kota yang akrab disapa Ning Ita.
Data EPPGBM menunjukkan, angka stunting di Kota Mojokerto terus mengalami penurunan signifikan dalam enam tahun terakhir. Dari 9,04% pada tahun 2019, turun menjadi 7,71% di tahun 2020, 4,84% pada 2021, 3,12% pada 2022, 2,04% pada 2023, 1,54% di 2024, dan kini hanya 1,16% pada September 2025.
“Penurunan ini menjadi bukti bahwa strategi intervensi dan pencegahan yang dijalankan Pemkot Mojokerto telah tepat sasaran,” imbuhnya.
Berbagai inovasi dan program kolaboratif turut menopang keberhasilan tersebut, antara lain Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto), DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), serta SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) yang berfokus pada peningkatan pemahaman orang tua dalam pemenuhan gizi dan pola asuh anak.
Selain itu, Pemkot juga aktif memberikan bantuan pangan bagi keluarga berisiko stunting, memperkuat edukasi bagi calon pengantin dan ibu hamil, serta mengoptimalkan pemantauan tumbuh kembang anak berbasis digital.
“Dana insentif ini akan kami gunakan untuk memperkuat program-program yang telah berjalan agar Kota Mojokerto benar-benar bebas dari stunting,” tegas Ning Ita.
Dengan capaian prevalensi stunting yang terus menurun dan menjadi salah satu yang terendah secara nasional, Kota Mojokerto kini dipandang sebagai contoh daerah kecil dengan komitmen besar dalam mewujudkan Panca Cita pertama, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat, unggul, dan berdaya saing tinggi. (din)