JATIMPOS.CO/PONOROGO - Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX dalam rangkaian Grebeg Suro 2025, berjalan lancar dan meriah hingga hari terakhir, Rabu (25/6/2025). Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko melihat ada peningkatan dari peserta tahun ini yang berjumlah sekitar 40 grup.

Tak hanya peningkatan dari segi kuantitas peserta, dia juga terkesan dengan peningkatan kualitas penampilan mereka. “Ada peningkatan yang dahsyat mulai dari koreografinya, mulai dari bagaimana seorang penari kafah (totalitas) memainkan peran,” katanya.

Kualitas para peserta diyakini merupakan hasil dari proses latihan yang panjang dan serius jauh dari sebelum perlombaan. Bagi pemerintah, antusiasme para peserta sekaligus membuktikan keberhasilan dalam pelestarian kesenian Reog Ponorogo selama ini.

Dia mengaku menikmati penampilan para peserta sejak hari pertama FNRP XXX, Minggu (22/6/2025) lalu, baik saat menonton langsung maupun dari rekaman video. Masing-masing peserta dinilai memiliki ciri khas dan pesan tertentu yang disampaikan melalui penampilannya.

“Masing-masing punya tema tentang kepemimpinan, tentang alam, tentang banyak hal. Maka, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Terutama, terima kasih kepada seluruh peserta festival,” ujar bupati yang akrab disapa Kang Giri itu.

Secara keseluruhan, dia menilai pelaksanaan FNRP XXX tahun ini berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Keberhasilan itu juga sejalan dengan Festival Reog Remaja (FRR) XXI yang dilaksanakan pada 18-21 Juni 2025 lalu.

Kedua festival tersebut menjadi rangkaian utama acara Grebeg Suro 2025 yang dibuka secara resmi pada Kamis (17/6/2025) pekan lalu. Kang Giri mengakui pelaksanaannya masih memiliki kekurangan tapi banyak pula kemajuan yang seharusnya mendapatkan perhatian.

“Mudah-mudahan ke depan jauh lebih bagus. Mohon maaf jika selama kami menjalankan tugas sebagai panitia festival ada kekurangan-kekurangan. Saya mohon izin untuk kembali kita perbaiki, kembali kita introspeksi untuk tahun depan jauh lebih bagus,” ujarnya.

Sementara itu, FNRP XXX hari terakhir diikuti 11 grup dari tuan rumah maupun luar daerah seperti Surabaya, Malang, Batu, Yogyakarta, Tulungagung hingga Jakarta. Ribuan penonton menyaksikan pertunjukkan secara langsung di panggung terbuka kawasan Alun-alun Kabupaten Ponorogo.

Salah satu grup yang diunggulkan pada pertunjukkan malam itu adalah Reyog Brawijaya dari Universitas Brawijaya Malang. Mereka mendapatkan perhatian khusus karena menjadi runner-up dalam FNRP XXIX tahun lalu.

Pada tahun ini, grup tersebut kembali menampilkan koreografi yang memukau para penonton dan dewan juri. Pertunjukkan mereka dimeriahkan oleh atraksi sembilan singo barong yang beradu tari dengan para pemain di atas panggung.

Penampilan peserta lainnya pada malam itu juga tak kalah menarik dan menghibur. Beberapa di antara mereka memasukkan unsur tarian dan musik yang menggambarkan identitas tempat asal hingga latar belakang organisasi.(nur).