JATIMPOS.CO/SUMENEP - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A), menyatakan komitmennya untuk mendampingi para korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang ustaz di salah satu pondok pesantren di Pulau Kangean.
Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah memberikan pendampingan kepada tiga santriwati yang menjadi korban dalam kasus tersebut. Ketiganya merupakan santri dari sebuah pondok pesantren di Kecamatan Arjasa, tempat terduga pelaku mengajar.
"Melalui kerja sama dengan Polres Sumenep, kemarin kami mendampingi tiga korban yang hadir untuk menjalani proses asesmen," ujar Mustangin pada Rabu (18/06/2025).
Ia menambahkan, Dinsos P3A juga memfasilitasi kebutuhan para korban selama mereka berada di daratan Sumenep, termasuk akomodasi, layanan psikologis, dan pendampingan selama proses pemeriksaan berlangsung.
"Selama mereka berada di sini, kami menyediakan tempat tinggal, bantuan psikologis, dan mendampingi mereka hingga proses asesmen selesai dan mereka kembali ke rumah masing-masing," jelasnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Tim Resmob Polres Sumenep, terduga pelaku berinisial MS merupakan salah satu pengasuh pondok pesantren di Kangean yang diduga telah melakukan tindakan pemerkosaan terhadap sedikitnya 10 santriwati.
Meski demikian, Mustangin menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya baru menerima laporan dari tiga korban. "Tujuh korban lainnya kemungkinan masih dalam proses penyelidikan oleh aparat penegak hukum," ujarnya.
Untuk memastikan pendampingan berkelanjutan, Dinsos P3A juga telah membuka jalur komunikasi langsung dengan keluarga para korban.
"Kami berupaya memastikan bahwa korban mendapatkan perlindungan dan proses pemulihan yang menyeluruh, baik secara fisik maupun psikologis," tutup Mustangin. (Dam)