JATIMPOS.CO/SURABAYA – Surabaya kembali semarak menyambut bulan Mei dengan Surabaya Shopping Festival (SSF) 2025 yang digelar sepanjang 1–31 Mei. Memasuki tahun ke-18, festival belanja tahunan ini menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 sekaligus penggerak ekonomi lokal.

Acara ini melibatkan 19 pusat perbelanjaan besar, termasuk Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, Galaxy Mall, Plaza Surabaya, dan ITC Mega Grosir. Diskon hingga 80% ditawarkan untuk berbagai produk mulai dari fesyen, elektronik, hingga kuliner, menjadikan Surabaya destinasi belanja menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Surabaya, Dewi Soeriyawati, menyampaikan bahwa SSF tahun ini juga menggandeng pelaku UMKM, restoran, dan hotel, bekerja sama dengan PHRI dan Casa Grande.

“SSF bukan hanya milik mal, tetapi juga menjadi ruang bagi UMKM lokal untuk tampil di festival kuliner dan pasar malam,” jelas Dewi.

Dukungan juga datang dari PT KAI Daop 8 Surabaya yang menawarkan promo bertajuk “SSF 2025”, berupa diskon 10% untuk rute kereta api komersial populer seperti Argo Bromo Anggrek, Turangga, dan Malabar. Promo ini berlaku 11–27 Mei dan dipesan melalui aplikasi Access by KAI.

Ketua DPD APPBI Jatim, Sutandi Purnomosidi, menyebut Mei telah menjadi bulan belanja yang dinanti, dengan berbagai promo dari tenant seperti buy 1 get 1 free, lucky draw mobil dan motor, hingga program khusus untuk wisatawan mancanegara.

“Promosi SSF sudah menyasar pasar luar negeri, termasuk Brunei dan Singapura,” ungkap Sutandi.

Salah satu agenda unggulan SSF adalah Live Night Shopping di Tunjungan Plaza, yang menyajikan belanja malam penuh diskon dan hiburan mulai pukul 20.00 WIB. Selain itu, Pemkot tengah mengkaji promo khusus untuk warga ber-KTP Surabaya yang berulang tahun pada 31 Mei, bertepatan dengan HJKS.

Tidak hanya pusat perbelanjaan besar, toko-toko kecil dan non-mal juga terlibat dalam SSF, menunjukkan bahwa ini adalah pesta ekonomi kolaboratif seluruh warga Surabaya.

SSF 2025 membuktikan bahwa belanja bisa menjadi momentum membangun kota. Dengan semangat kolaborasi, integrasi UMKM, dan dukungan transportasi publik, Surabaya menegaskan diri sebagai kota belanja sekaligus kota budaya yang hidup. (fred)