JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dikenal dengan Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Dusun Kalilumbu, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun resmi dilaunching pada Jum'at (2/5/2025).

Hadir dalam acara tersebut Deputi Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN), Brigjen (Purn) Suardi Samiran, Wakil Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Nanik S. Deyang, Bupati Madiun, Hari Wuryanto, Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Sekda Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono, Dandim 0803 Madiun, Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo dan Kapolres Madiun, AKBP Mohammad Zainur Rofik.

Dapur MBG ini bakal bekerja sama dengan UMKM di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Madiun, Ponorogo, dan Magetan, serta akan menyerap hasil pertanian dan peternakan.

Dalam launching MBG SPPG tersebut juga ada pengarahan oleh Deputi Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN), Brigjen (Purn) Suardi Samiran, S.Sos., M.M., kepada kepala desa, penggerak PKK, pengurus Bumdes, dan juga para petani dan peternak.

Brigjen (Purn) Suardi Samiran menyampaikan, ada sebanyak 6 dapur MBG yang akan dibangun di Desa Sidorejo tersebut. Sebanyak 2 dapur MBG sudah siap beroperasi dan 4 dapur MBG lainnya masih dalam proses pembangunan.

Dari 6 dapur MBG yang dibangun tersebut, 4 di antaranya ada di Dusun Kalilumbu, 1 di Dusun Penjalinan, dan 1 di Dusun Balungasri. Sedangkan 2 dapur MBG yang akan beroperasi di bulan Mei ini ada di Dusun Kalilumbu.

"Masing-masing dapur nantinya akan memproduksi 3.000 hingga 3.500 MBG atau porsi makan, yang akan diberikan ke murid-murid dari tingkat TK sampai SLTA, pondok pesantren, balita, serta ibu hamil dan menyusui se-Kecamatan Kebonsari dan sebagian Kecamatan Geger," jelasnya.

Diperkirakan 6 dapur yang ada di Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun akan produksi sebanyak 3.000 hingga 3.500 MBG per dapur dan akan membutuhkan 1.200 kg sampai 1.500 kg beras per hari.

"Jadi jika dapur beroperasi selama 22 hari per bulan, maka untuk beras saja akan menyerap 26,4 ton hingga 33 ton," ungkapnya.

Sedangkan untuk sayuran, buah, ayam, telur, dan daging sapi, dari 6 dapur tersebut akan membutuhkan dalam jumlah yang hampir sama dengan beras, sekitar 26 ton hingga 33 ton per bulan. Sedangkan untuk susu, satu dapur membutuhkan 600 liter. Jika dikalikan 6 dapur selama 22 hari, maka total kebutuhan susu adalah 79.200 liter per bulan.

"Tak hanya bahan-bahan itu, dapur MBG juga membutuhkan produk tempe dan tahu, di mana setiap satu dapur membutuhkan 100 kg hingga 200 kg per hari. Jadi, untuk 6 dapur total kebutuhan mencapai 600 kg sampai 1.200 kg per hari," katanya.

Menurutnya, semua bahan baku tersebut akan dibeli dari hasil pertanian, peternakan, dan UMKM dari desa, kecamatan, dan kabupaten di sekitar dapur MBG. Karena lokasi dapur MBG berada di tengah-tengah perbatasan wilayah 3 kabupaten, yaitu Ponorogo, Madiun, dan Magetan, maka dapur di Desa Sidorejo ini tidak hanya akan menyerap hasil petani, peternak, dan UMKM dari Kabupaten Madiun Selatan saja, tapi juga dari Kabupaten Magetan dan Ponorogo.

Wakil Kepala 1 BP Taskin, Nanik S. Deyang bersama Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, Brigjen (Purn) Suardi Samiran dan Forkopimda Kabupaten Madiun meninjau dapur MBG SPPG di Desa Sidorejo, Jum'at (2/5/2025).

Sementara itu, Wakil Kepala 1 Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Nanik S. Deyang mengatakan, hadirnya dapur MBG ini menjadi sarana ampuh untuk pengentasan kemiskinan, karena dari satu dapur saja secara langsung menyerap 50 orang pekerja.

Sedangkan pekerja tidak langsung, mulai dari sektor pertanian, peternakan, dan UMKM, diperkirakan akan bisa menyerap 200 orang per dapur.

"Pokoknya ini program presiden yang sangat hebat, bukan saja bisa mencetak generasi emas karena anak-anak dapat asupan gizi, tapi langsung bisa mengentaskan kemiskinan," tutur Nanik.

Sementara multiplier effect dari program ini, menurutnya juga cukup luar biasa. Karena, tiap bulan, untuk satu dapur, pemerintah memberikan bantuan untuk memasak makanan bergizi sekitar Rp1 miliar. Dalam ilmu ekonomi, multiplier effect itu sekitar 5 kali nilai investasi.

"Jadi, untuk satu dapur, efek ekonominya bisa mencapai Rp5 miliar per bulan. Insya Allah dengan program MBG berjalan sesuai rencana, jika 30 ribu dapur bisa segera terwujud di seluruh Indonesia, 5 sampai 6 juta pengangguran bisa terhapus," jelas Nanik.

Senada diungkapkan Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menurutnya, program MBG ini merupakan salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan. Karena, multiplier effect dari program Presiden Prabowo ini sangat luar biasa untuk perekonomian di desa.

"Mudah-mudahan program ini benar-benar sesuai dengan yang diharapkan oleh Pak Prabowo, untuk mensejahterakan masyarakat," ungkapnya.

Menurutnya, di Kabupaten Madiun ada sebanyak 92 ribu penerima manfaat program MBG. Maka untuk memenuhi kebutuhan itu, Pemkab Madiun memprediksikan minimal ada sebanyak 36 dapur MBG SPPG yang harus disiapkan.

"Mudah-mudahan, nanti kita bisa segera atasi, karena kita juga sudah memetakannya bekerjasama dengan Pak Dandim dan Pak Kapolres, titik-titik mana saja nanti yang bisa digunakan untuk dapur MBG ini," pungkasnya. (jum).