SURABAYA//JATIMPOS.CO - Surabaya Great Expo (SGE) 2025 kembali menghadirkan momen unik sekaligus sarat makna. Di tengah perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, salah satu acara yang paling mencuri perhatian pengunjung adalah lomba bayi merangkak atau Baby Race yang berlangsung di Exhibition Hall Grand City Surabaya, Minggu (17/8/2025). Puluhan balita tampil menggemaskan, lengkap dengan popok kain pakai ulang produksi lokal Bumbi.
Meski terlihat sebagai hiburan keluarga, lomba ini sejatinya menjadi bagian dari kampanye besar yang diusung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Fokusnya adalah mengajak masyarakat beralih dari popok sekali pakai ke popok kain yang bisa dicuci dan digunakan berulang.
Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, menegaskan bahwa masalah sampah popok sekali pakai sudah sangat mengkhawatirkan. “Di TPA, sungai, dan TPS, jumlahnya luar biasa. Target Pak Wali Kota jelas, mengurangi sampah yang menumpuk di TPA. Salah satu langkah konkretnya dengan penggunaan popok kain,” ujarnya.
Dedik menambahkan, penggunaan popok kain bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga menghemat biaya rumah tangga. Pemerintah kota bahkan telah menerbitkan surat edaran kepada camat, dinas, hingga pelaku usaha untuk ikut menyosialisasikan gerakan ini. “Kami berkolaborasi dengan Bumbi. Selain selamatkan bumi, juga sangat ekonomis,” katanya.
Kampanye ini semakin spesial karena menjadi bagian dari ajang internasional Bloomberg Philanthropies Mayor's Challenge 2025. Surabaya tercatat sebagai kota pertama di Indonesia yang berhasil menembus final kompetisi global tersebut, bersaing dengan ratusan kota dunia. Dalam dua bulan ke depan, Pemkot bersama Bappedalitbang dan Bumbi akan mengukur dampak perubahan perilaku warga terhadap penggunaan popok kain, sebelum hasilnya diumumkan pada Januari 2026.
CEO Bumbi, Celia Siura, menekankan bahwa Bumbi lebih dari sekadar produsen popok kain. Produk ini dibuat oleh perempuan dan penyandang disabilitas dengan bahan katun berkualitas tinggi, yang diklaim lebih nyaman dan ramah kulit bayi. Selain popok, Bumbi juga memproduksi pembalut kain ramah lingkungan. “Kami ingin gerakan ini tidak hanya menjaga bumi, tapi juga memberdayakan masyarakat,” jelas Celia.
Antusiasme warga pun terlihat jelas. Anisa, warga Kutisari sekaligus pemenang lomba, mengaku baru mengetahui produk ini di SGE 2025. “Biasanya biaya pampers per bulan itu mahal. Kalau ini bisa dicuci dan dipakai lagi, jauh lebih hemat. Selain itu, ikut menjaga bumi,” ujarnya.
Inisiatif ini membuktikan bahwa kampanye lingkungan bisa dikemas secara kreatif dan menyenangkan. Dari bayi yang merangkak hingga orang tua yang ikut peduli, Surabaya menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup ramah lingkungan dapat dimulai dari rumah, bahkan dari popok si kecil.(fred)