JATIMPOS.CO/SURABAYA- Guna melestarikan seni budaya dan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) para dalang di Jawa Timur, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya Jatim (TBJ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menggelar Worshop Seni Budaya Pedalangan Tahun 2025.
Kegiatan berlangsung di Pendapa Jayengrana UPT TBJ Jl. Gentengkali 85 selama dua hari (20 dan 21 Maret 2025). Pada hari pertama sesuai agendanya dimulai jam 09.00 diisi beberapa materi dari narasumber. Sesi I, diantaranya oleh Sinarto, S.Kar, MM dengan materi : Membangun Kapabilitas Dalang.
Kemudian Nanang HP dengan materi : Bahasa dan Sastra Pedalangan di Berbagai Segmentasi Pegiat Wayang. Sesi II ; Praktek Pembuatan Naskah Fragmen. Setelahnya dilakukan pembukaan dengan laporan Panitia oleh Ka UPT TBJ Ali Ma’ruf dan sambutan Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari hingga buka puasa bersama.
Pada sesi III sekitar jam 20.00 dilanjutkan pemaparan materi : Berkesenian itu Berkebudayaan, tentang perlunya rambu-rambu etis dalam berkesenian oleh Dr. Listiyono Santoso S.S., M.Hum. Kemudian Prakten Pembuatan Naskah Fragmen. Moderator Sudibyo Eddy Setiyono dan tanya jawab.
Selanjutnya hari kedua (21 Maret 2025) di Pendapa Jayengrana dimulai jam 09.00 diadakan Bedah Naskah hasil praktek hingga waktu sholat jum’at. Setelah Jum’atan dilanjutkan Bedah hasil praktek dan Konsolidasi Pepadi yang diakhiri penutupan kegiatan dengan penyelesaian administrasi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim, Evy Afianasari, ST., M.MA dalam amanat yang disampaikan Ka UPT TBJ Ali Ma’ruf S.Sos, MM, Kamis (20/3/2025) mengemukakan bahwa Disbudpar Jatim melalui UPT Taman Budaya mengundang saudara, untuk mendapatkan pengetahuan tambahan tentang penguatan teknik berkesenian dan wawasan di bidang pengembangan seni pewayangan secara menyeluruh.
“Untuk itu, sebagai seniman kreator harus tetap eksis meng-upgrade dan meng-update kemasan-kemasannya dengan menampilkan sisi hiburan yang lebih menarik namun tidak menyimpang dari nilai-nilai kedaerahannya,” ujarnya.
“Kreativitas memang mutlak diperlukan bahkan secara ekstrem kreativitas disebutkan sebagai jantungnya kesenian sekaligus merupakan benteng dan proteksi terhadap pelestarian, tetapi kreativitas tentu tidak sekadar beda, bukan imitatif dan bukan asal tempel. Dengan kata lain, ‘ora mung waton sulaya ning sulaya sing nganggo waton,” tambahnya.
Dikatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berupaya mengambil peran strategis, antara lain, mengupayakan sinergitas pengelolaan seni budaya dengan seniman serta para stakeholder, baik melalui aktivitas berkesenian, peningkatan sarana dan prasarana serta pengembangan sumber daya pelaku seni guna memperkuat basis pengelolaan seni budaya di masyarakat.
Terkait dengan Taman Budaya Jawa Timur sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, diberi tanggung jawab mengelola dan mengembangkan Taman Budaya Jawa Timur, juga didorong untuk lebih optimal dalam fungsinya sebagai fasilitator aktivitas berkesenian.
Disebutkan, pembangunan kebudayaan memiliki makna bahwa, sebagai upaya meningkatkan nilai tambah sosial-kultural, bagi kehidupan yaitu, nilai tambah kemartabatan, nilai tambah akal budi serta budi pekerti. Pembangunan kebudayaan juga memiliki arti penting bagi peradaban suatu bangsa.
“Selain itu, saya juga ingin mengajak para seniman dalang untuk lebih menyadari bahwa pembangunan kebudayaan sebagai langkah untuk mewujudkan ketahanan budaya, agar dalam pancaroba globalisasi, akulturasi dan komunikasi lintas budaya dan lintas bangsa ini kita tetap mampu menjaga eksistensi dan aktualisasi budaya sendiri apalagi dalam kondisi pandemik yang sedang marak di masyarakat luar,” ujarnya. (zen)