JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat. Saat kunjungan kerja ke Pendopo Bupati Bondowoso pada Selasa (06/05/2025), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyalurkan lima jenis bantuan sosial.

Bantuan ini menyasar berbagai kelompok rentan, mulai dari penyandang disabilitas, lansia, warga miskin ekstrem, hingga para pendamping program sosial. Khofifah menyampaikan bahwa program ini menjadi bagian dari upaya sinergis antara pemerintah daerah dan provinsi.

Lima jenis bantuan sosial yang disalurkan meliputi Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD), bantuan untuk lansia melalui PKH Plus, bantuan kemiskinan ekstrem, serta tali asih bagi para pendamping PKH, pendamping disabilitas, TKSK, dan Tagana.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam menyalurkan bansos secara tepat sasaran. Ia menyebut Dinas Sosial dan Bappeda memiliki peran penting dalam mekanisme penyaluran tersebut.

Menurutnya, penyaluran bantuan untuk kategori kemiskinan ekstrem dikoordinasikan langsung oleh Bappeda. Sementara itu, jenis bantuan sosial lainnya menjadi tanggung jawab Dinas Sosial.

"Langkah ini diharapkan bisa memperkuat keakuratan data penerima dan memastikan bahwa bantuan diterima oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Pendekatan berbasis data menjadi kunci dalam pengentasan kemiskinan, " katanya.

Tak hanya menyalurkan bantuan, Khofifah juga mengumumkan rencana peluncuran program baru yang disebut Putri Jawara (Perempuan Tangguh Jawa Timur Sejahtera). Program ini akan diluncurkan pada Juni 2025.

Putri Jawara ditujukan bagi perempuan kepala keluarga, terutama mereka yang memiliki anak penyandang disabilitas atau anak dengan indikasi stunting. Program ini menjadi bentuk perhatian pemerintah terhadap peran ganda perempuan dalam rumah tangga.

" Melalui program ini, setiap penerima bantuan akan mendapatkan dana sebesar Rp3 juta. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban ekonomi dan mendukung kesejahteraan keluarga, " ujarnya.

Gubernur meminta agar Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso segera mengajukan data calon penerima kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, agar proses verifikasi dan penyaluran dapat berjalan cepat.

Di sisi lain, Khofifah juga menegaskan komitmennya dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur. Ia bahkan menargetkan agar angka tersebut bisa mencapai nol persen pada September 2025.

"Pencapaian ini akan terverifikasi secara resmi lewat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang umumnya dirilis pada awal tahun berikutnya, "tuturnya.

Khofifah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam program pengentasan kemiskinan, termasuk pelaku usaha dari sektor mikro hingga besar.

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menjadi fondasi utama dalam menciptakan kesejahteraan yang merata di Jawa Timur.

Di akhir kunjungannya, Khofifah juga menyinggung tren positif pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat dari 4,9 persen menjadi 5 persen.

Selain pertumbuhan ekonomi yang naik, ia juga mengapresiasi penurunan angka pengangguran sebagai hasil nyata dari kebijakan dan sinergi yang telah dilakukan.

" Dengan berbagai langkah ini, saya berharap Jawa Timur terus menjadi contoh dalam hal keberhasilan program sosial dan pembangunan ekonomi yang inklusif, "pungkasnya. (Eko)